Peresensi : Noval As-Shidiqi
MEMBENTUK JIWA SPIRITUAL YANG KUAT
Judul : Buku Saku Penyejuk Kalbu:
Panduan
Agar
Hatimu Lebih Terang Lebih
Tenang
Penulis : Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi
Penerjemah : Dr. Zaimul Am
Penerbit : Zaman, Jakarta.
Cetakan : 1, 2013
Tebal : 208 Halaman
ISBN : 978-602-1791-99-8
Harga :
Rp25.000,00
Di zaman modern ini, banyak orang yang
mempunyai hati yang lemah untuk memperjuangkan islam, yang pada dasarnya
orang-orang lebih mengedepankan emosional yang ada pada diri mereka. Di zaman
modern ini jarang orang-orang melawan dengan menggunakan pemikiran-pemikiran.
Pada dasarnya mereka dianugrahi akal
untuk dipakai berfikir rasional, bukan untuk dibakar oleh nafsu emosional.
Allah bersama orang-orang yang sabar, sabar disini yaitu dapat menahan nafsu,
amarah,emosional.
Pada bagian pertama, buku ini
menyuguhkan tentang hati dan bagaimana mengenal hati, tempat hati yang
sesungguhnya. Terdapat pula sabda Rasulullah yang artinya, “Aku diciptakan dari
cahaya Allah dan orang yang beriman berasal dariku,” maksudnya adalah cahaya
ilahi yang menjadi bahan penciptaan hatimu. Kemudian kutipan pesan Rasul yang
artinya, “Bersiaplah untuk hari itu. Engkau akan segera merasakannya.
Persiapkan bekalmu untuk hari kiamat, sebab perjalanan akan panjang. Ingatlah
selalu kematian...”. (halaman 12).
Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi pun
menggunakan kata-kata yang syarat akan makna yang disandingkan dengan kata-kata
bijak, dan terkadang menyelipkan hadits Nabi SAW, seperti contoh yang di atas. Syekh
Tosun Bayrak al-Jerrahi lebih banyak menggunakan bahasa yang interaktif
dibanding formal, seperti contoh; Sahabatku! (halaman 7), hai orang-orang yang
sok tahu. (halaman 57).
Pada bagian kedua buku ini,terdapat
beberapa pembahasan mengenai ruh yang pada dasarnya ruhmu telah mengetahui
siapa penciptanya. Penulis pun mengutip firman Tuhan dalam hadis qudsi: “Aku
memiliki sebuah istana yang lebih besar daripada Arasy-Ku dan lebih luas
daripada pijakan kaki-Ku, lebih cemerlang daripada kerajaan langit, lebih kaya
daripada semua intan permata di surga Firdaus-Ku. Istana itu berlantaikan
keimanan, langitnya adalah pengetahuan, mataharinya adalah kerinduan kepada-Ku,
bulannya adalah cinta kepada-Ku, bintang-bintangnya adalah pemikiran, awannya
adalah kecerdasan, hujannya adalah kasih sayang.................. Istana itu
memiliki empat pintu, yaitu pengetahuan, persahabatan, kelembutan, dan zikir
kepada Allah. Ketahuilah, istana itu adalah hati hamba-Ku yang beriman dan
mencintai-Ku dan Aku tinggal di dalamnya.” (halaman 34 dan 36). Masih
terdapat sabda-sabda Rasul yang saling berkaitan.
Bagian ketiga dari buku ini penulis
menyuguhkan tujuh tingkatan wujud, dari mulai Nafs al-Ammarah yaitu, nafsu yang
memerintahkan kejahatan dan disebut dengan nafsu hewani, sampai Nafs
al-Shafiyah yaitu, ketika manusia mencapai kesucian dari keselarasan yang
sempurna. (halaman 75).
Ada pula bagian keempat, berisi tujuan
penciptaan manusia. Disini penulis mengutip firman Allah. Surat al-Dzariat: 56
yang artinya, “aku telah menciptakan manusia dan jinhanya agar mereka
menghamba kepada-Ku”. (halaman 98).
Dan pada bagian terakhir yang paling
penting yaitu perilaku terpuji, tuntunan agar memiliki adab atau prilaku yang
baik. Di awal kalimat kita disuguhkan perkataa Nabi Muhammad SAW yang
berbunyi,”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Buku ini sungguh dalam penulisan
kata, karena banyak kalimat yang menyentuh bagi pembacanya dan dapat membawa
manusia khususnya umat islam agar mempunyai hati yang jernih tanpa adanya
penyakit hati
Buku
yang berjudul Buku Saku Penyejuk Kalbu yang ditulis oleh Syekh Tosun Bayrak
al-Jerrahi ini sangat layak dibaca dan dimiliki oleh setiap orang agar pembaca
bisa lebih dekat dengan Tuhannya lewat hati. Tetapi dibalik kelebihan pasti ada
kekurangan, tak terkecuali buku ini. Di dalam buku ini menggunakan gaya bahasa
yang tidak umum dan dapat menimbulkan kesalahfahaman bagi orang awam. Menurut
saya apabila sudah membaca buku ini kita tidak hanya sekedar tau tapi harus
dikaji tentang kebenarannya baik dari segi penulisan hadits ataupun yang lain,
karena di dalam buku ini tidak dicantumkan riwayat haditsnya.
No comments:
Post a Comment