Tuesday, 3 January 2017

Resensi buku


Peresensi : Noval As-Shidiqi

MEMBENTUK JIWA SPIRITUAL YANG KUAT


Judul               : Buku Saku Penyejuk Kalbu: Panduan
Agar Hatimu Lebih Terang Lebih
Tenang
Penulis             : Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi
Penerjemah      : Dr. Zaimul Am
Penerbit           : Zaman, Jakarta.
Cetakan           : 1, 2013
Tebal               : 208 Halaman
ISBN               : 978-602-1791-99-8
Harga              : Rp25.000,00
 
Di zaman modern ini, banyak orang yang mempunyai hati yang lemah untuk memperjuangkan islam, yang pada dasarnya orang-orang lebih mengedepankan emosional yang ada pada diri mereka. Di zaman modern ini jarang orang-orang melawan dengan menggunakan pemikiran-pemikiran.
Pada dasarnya mereka dianugrahi akal untuk dipakai berfikir rasional, bukan untuk dibakar oleh nafsu emosional. Allah bersama orang-orang yang sabar, sabar disini yaitu dapat menahan nafsu, amarah,emosional.
Pada bagian pertama, buku ini menyuguhkan tentang hati dan bagaimana mengenal hati, tempat hati yang sesungguhnya. Terdapat pula sabda Rasulullah yang artinya, “Aku diciptakan dari cahaya Allah dan orang yang beriman berasal dariku,” maksudnya adalah cahaya ilahi yang menjadi bahan penciptaan hatimu. Kemudian kutipan pesan Rasul yang artinya, “Bersiaplah untuk hari itu. Engkau akan segera merasakannya. Persiapkan bekalmu untuk hari kiamat, sebab perjalanan akan panjang. Ingatlah selalu kematian...”. (halaman 12).
Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi pun menggunakan kata-kata yang syarat akan makna yang disandingkan dengan kata-kata bijak, dan terkadang menyelipkan hadits Nabi SAW, seperti contoh yang di atas. Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi lebih banyak menggunakan bahasa yang interaktif dibanding formal, seperti contoh; Sahabatku! (halaman 7), hai orang-orang yang sok tahu. (halaman 57).
            Pada bagian kedua buku ini,terdapat beberapa pembahasan mengenai ruh yang pada dasarnya ruhmu telah mengetahui siapa penciptanya. Penulis pun mengutip firman Tuhan dalam hadis qudsi: “Aku memiliki sebuah istana yang lebih besar daripada Arasy-Ku dan lebih luas daripada pijakan kaki-Ku, lebih cemerlang daripada kerajaan langit, lebih kaya daripada semua intan permata di surga Firdaus-Ku. Istana itu berlantaikan keimanan, langitnya adalah pengetahuan, mataharinya adalah kerinduan kepada-Ku, bulannya adalah cinta kepada-Ku, bintang-bintangnya adalah pemikiran, awannya adalah kecerdasan, hujannya adalah kasih sayang.................. Istana itu memiliki empat pintu, yaitu pengetahuan, persahabatan, kelembutan, dan zikir kepada Allah. Ketahuilah, istana itu adalah hati hamba-Ku yang beriman dan mencintai-Ku dan Aku tinggal di dalamnya.” (halaman 34 dan 36). Masih terdapat sabda-sabda Rasul yang saling berkaitan.
            Bagian ketiga dari buku ini penulis menyuguhkan tujuh tingkatan wujud, dari mulai Nafs al-Ammarah yaitu, nafsu yang memerintahkan kejahatan dan disebut dengan nafsu hewani, sampai Nafs al-Shafiyah yaitu, ketika manusia mencapai kesucian dari keselarasan yang sempurna. (halaman 75).
Ada pula bagian keempat, berisi tujuan penciptaan manusia. Disini penulis mengutip firman Allah. Surat al-Dzariat: 56 yang artinya, “aku telah menciptakan manusia dan jinhanya agar mereka menghamba kepada-Ku”. (halaman 98).
Dan pada bagian terakhir yang paling penting yaitu perilaku terpuji, tuntunan agar memiliki adab atau prilaku yang baik. Di awal kalimat kita disuguhkan perkataa Nabi Muhammad SAW yang berbunyi,”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
            Buku ini sungguh dalam penulisan kata, karena banyak kalimat yang menyentuh bagi pembacanya dan dapat membawa manusia khususnya umat islam agar mempunyai hati yang jernih tanpa adanya penyakit hati
Buku yang berjudul Buku Saku Penyejuk Kalbu yang ditulis oleh Syekh Tosun Bayrak al-Jerrahi ini sangat layak dibaca dan dimiliki oleh setiap orang agar pembaca bisa lebih dekat dengan Tuhannya lewat hati. Tetapi dibalik kelebihan pasti ada kekurangan, tak terkecuali buku ini. Di dalam buku ini menggunakan gaya bahasa yang tidak umum dan dapat menimbulkan kesalahfahaman bagi orang awam. Menurut saya apabila sudah membaca buku ini kita tidak hanya sekedar tau tapi harus dikaji tentang kebenarannya baik dari segi penulisan hadits ataupun yang lain, karena di dalam buku ini tidak dicantumkan riwayat haditsnya.


No comments:

Post a Comment